Perhitungan Titik Impas (Break Even Point) Usaha Budidaya Tanaman Hidroponik
Tujuan Pembelajaran
Siswa mempelajari tentang perhitungan titik impas (break even point) usaha budidaya tanaman hidroponik sebagai berikut :
- Pengertian dan manfaat Titik Impas (break even point) usaha budidaya tanaman hidroponik
- Komponen perhitungan Titik Impas (break even point) usaha budidaya tanaman hidroponik
- Menghitung biaya produksi usaha budidaya tanaman hidroponik
Setiap pengusaha atau pemilik modal sebelum menanamkan uang atau modal pada sebuah usaha pasti akan menghitung untung rugi usaha yang akan digeluti terlebih dahulu. Lebih jauh lagi, hitungan tentang berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk balik modal alias titik impas mutlak perlu dilakukan. Secara sederhana, Break Even Point (BEP) atau Titik impas adalah sebuah istilah ekonomi yang menunjukkan kapan total Keuntungan sebuah usaha setara atau sama dengan modal yang telah dikeluarkan.
Kenapa BEP/titik impas menjadi penting? Karena titik ini bisa menunjukkan mulai kapan usaha kita memberikan keuntungan yang sesungguhnya. Sebagai contoh, Misalkan disini kita ingin menghitung BEP usaha ayam goreng. Modal awal yang diperlukan hingga usaha siap berjalan adalah Rp 21 juta. Ongkos produksi untuk setiap 1 item(potong) ayam goreng adalah Rp 5.000,- (termasuk untuk minyak goreng, tepung, bumbu, ongkos kerja, dan lain sebagainya) Sedangkan harga harga jual Rp 8.000,- per potong ayam. Maka perhitungan BEP usaha tersebut dilakukan sebagai berikut:
BEPunit : X = TFC / ( P – V)
= Rp 21.000.000 / ( Rp 8.000 – Rp 5.000) = 7.000 unit (potong)
Lalu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk BEP? ini tergantung frekuensi penjualannya. Kalau penjualan secara rata-rata terjual 20 potong ayam per hari maka waktu yang dibutuhkan adalah 7.000/20 = 350 hari. Kalau bisa laku 35 potong perhari maka 7.000/35 = 200 hari, dan seterusnya.
Jadi berapa omzet yang harus diperoleh untuk BEP? Jawabannya adalah jumlah unit barang dikali harga jual : BEPRupiah = 7.000 x Rp 8.000 = Rp 56.000.000
Kebutuhan biaya produksi dalam usaha budidaya tanaman diperlukan untuk menentukan seberapa besar keuntungan yang dihasilkan dari usaha budidaya tanaman. Pendapatan dalam suatu usaha dibagi menjadi dua, yaitu pendapatan kotor (omset) dan pendapatan bersih (keuntungan). Pendapatan kotor (omset) didapatkan dari semua hasil penjualan dari suatu produk budiaya tanaman, sedangkan pendapatan bersih didapatkan dari nilai pendapatan kotor dikurangi biaya produksi yang dikeluarkan dalam satu siklus operasional budidaya tanaman.
Biaya produksi untuk budidaya ternak unggas (ayam) diatas atau dalam perhitungan BEP adalah bagaimana mengelompokkan biaya yang termasuk bahan tidak habis pakai (fix cost) dan bahan habis pakai (variabel cost). Untuk dapat memahami biaya mana yang termasuk fix cost atau variabel cost maka hal terpenting yang perlu dilakukan adalah berlatih dengan contoh kasus perhitungan BEP yang lebih kompleks. Kita akan coba kembangkan contoh kasus sebelumnya.
Kita kelompokkan dulu biaya yang masuk dalam masing-masing kelompok:
Bahan tidak habis pakai (fix cost)
- Peralatan Masak
- Gerobak/Etalase
- Meja Kursi
- Peralatan makan/minum
- Spanduk
Bahan habis pakai (variabel cost)
- Daging ayam Per Potong
- Bumbu (per potong ayam)
- Plastik/kertas pembungkus
- Minyak Goreng (harian)
- Karyawan (1 orang) per bulan
- Sewa tempat per bulan
- Listrik+Air per bulan
Lihat komponen variabel cost di atas. Terlihat perbedaan waktu pada variabel-variabel tersebut. Ada yang per potong, harian dan bulanan. Untuk mempermudah mendapatkan nilai variabel cost per potong ayam kita buat dahulu ke dalam satuan bulan setelah itu baru di konversi ke dalam satuan potong ayam. Misalkan target penjualan per hari adalah 20 potong ayam, maka target 1 bulan adalah 600 potong ayam. Demikian juga untuk minyak goreng, kita konversi dulu dalam bulanan. Setelah itu kita akan mendapatkan nilai variable cost setiap potong ayam dengan cara menjumlahkan semua komponen biaya variable cost lalu di bagi dengan total potong ayam dalam per bulan.
Selanjutnya Dengan harga jual Rp 8.000 pe potong ayam kita akan dapat menghitung BEP unit dan nilai omzet seperti terlihat pada gambar :
Tugas siswa :
Menghitung titik impas (BEP) untuk usaha budidaya tanamannya masing-masing!