Pembelajaran PKWU Aspek Wirausaha Budidaya Tanaman Hidroponik Beserta Analisisnya Perhitungan Break Even Point di Kelas 10-7


Pembelajaran prakarya kewirausahaan di kelas 10-7. Materi pembelajaran yang disampaikan tentang Aspek Peluang Wirausaha Budidaya Tanaman Hidroponik Beserta Analisisnya  Perhitungan Break Even Point (BEP), Selasa (3/9/2019)

Metodelogi pembelajaran yang digunakan di dalam kelas dengan metode ceramah plus diskusi dan tugas yakni memberikan materi secara lisan kemudian disertai dengan diskusi dan pemberian tugas di akhir sesi.

Penyampaian peta konsep beserta penjelasannya tentang analisis perhitungan titik impas / Break Even Point awal membangun usaha tanaman sayuran hidroponik. Selanjutnya siswa diberikan tugas secara kelompok yang sebelumnya sudah terbentuk dalam kelompok praktik budidaya tanaman sayuran hidroponik di kelas. Masing - masing kelompok diskusi / bertukar pendapat tentang peluang usaha / prospek membangun usaha tanaman hidroponik di kabupaten Bojonegoro beserta analisis usahanya.


Seperti yang disampaikan oleh perwakilan masing-masing kelompok di kelas 10-7. Berwirausaha tanaman hidroponik di kabupaten Bojonegoro memiliki prospek yang sangat baik. Bisnis kuliner di tengah masyarakat Bojonegoro yang sedang menjamur, kebutuhan akan berbagai sayuran dan buah yang sehat sebagai bahan utama olahan makanan terus meningkat. Disinilah sayuran dan buah hidroponik banyak dibutuhkan dan sedang naik daun di masyarakat.

Dikatakan sebagai bentuk lain dari sayuran organik, banyak kalangan meyakini bahwa sayuran hidroponik lebih sehat dari tanaman yang ditanam dengan cara konvensional. Benarkah pandangan ini?

Mungkin untuk bisa memahami sesehat apakah sayuran hidroponik itu, harus diawali dengan memahami lebih baik apa itu tanaman hidroponik. Apakah memang metode penanaman yang berkonsentrasi pada penggunaan air sebagai media tanam ini lebih baik dan sehat dibandingkan dengan metode penanaman konvensional menggunakan media tanam tanah.

Menurut sumber LIVESTRONG.COM, tanaman hidroponik adalah tanaman yang proses penanamannya menggunakan media air yang telah dilengkapi dengan sejumlah mineral dan nutrisi penting untuk pertumbuhan tanaman.

Kebanyakan metode hidroponik dilakukan dalam rumah kaca, meski ada pula pelaku pertanian hidroponik yang melakukannya di ruang terbuka. Dan pada konsep hidroponik dengan penanaman rumah kaca inilah kemudian dianggap hasil produksinya bersifat organik, karena ditanam dalam ruang tertutup, maka tanaman lebih aman dari serangan serangga dan jamur. Sehingga seringkali tidak membutuhkan ekspos dari pestisida dan fungisida.

Metode ini juga dianggap lebih ramah lingkungan karena air yang digunakan bisa didaur ulang. Air dianggap aman dan bersih untuk digunakan berulang karena tidak terkontaminasi oleh kotoran dan tanah.

Dilihat dari sisi produktivitas dan kualitas, tanaman hasil metode hidroponik dianggap lebih baik. Ini karena pengaturan dengan air membantu menjaga kualitas produksi. Biasanya tanaman yang dihasilkan lebih bersih, tumbuh dengan kelembaban yang baik sehingga kualitas buah dan sayuran lebih segar dan tahan lama. Biasanya proses pertumbuhan juga lebih cepat karena suplai oksigen dan nutrisi yang lebih cepat dicerna oleh tanaman.

Metode ini dipandang pula lebih ekonomis. Karena bisa dilakukan dalam lahan terbatas, bahkan bila harus dilakukan di area tanpa tanah memadai. Lebih ekonomis pula karena dapat dilakukan dengan biaya air yang lebih terkendali.