Kegiatan Pembelajaran PKWU Praktik Pembuatan Alat Penjernih Air (Miniatur IPAL) Aspek Teknologi Terapan Kelas 12
Kegiatan pembelajaran Prakarya kelas 12 pada pertemuan minggu lalu usai mengkonsep desain, mengidentifikasi jenis , bahan, dan alat berdasarkan orisinalitas ide untuk pembuatan produk miniatur IPAL yang memiliki fungsi sebagai alat penjernih air dari bahan alam secara kreatif berdasarkan konsep dan prosedur berkarya. Kegiatan pembelajaran kali ini memasuki tahapan pembuatan dan perakitan alat miniatur instalasi pengolahan air limbah (IPAL).
Terlihat para siswa menunjukan sikap saling bekerjasama, toleransi, disiplin, dan penuh tanggung jawab dalam mengerjakan tugasnya sesuai kelompoknya masing-masing. Dimana pembagian tugas ini telah dibagi dan disepakati bersama dalam pertemuan kegiatan belajar sebelumnya.
Terlihat juga sekelompok siswa ada sedang menguji alat penjernih air dari bahan buatan sesuai desain dan bahan buatan yang ada di lingkungan sekitar, seperti arang, kerikil besar, kerikil kecil, pasir, ijuk, jerami, dsb.
Dalam berkarya, tentunya tidak terlepas dari adanya tahapan pada proses pembuatannya. Karena melalui tahapan yang benar dalam proses pembuatan suatu karya, maka akan menghasilkan sebuah karya dengan hasil yang baik. Oleh sebab itu, proses pembuatan karya miniatur IPAL ini harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
Pertama, menggali ide dari berbagai sumber.
Penggalian ide dari berbagai sumber diperlukan sebagai bahan referensi atau tolok ukur dalam proses pembuatan karya miniatur IPAL ini. Dengan adanya ide dari berbagai sumber dapat menghasilkan suatu karya inovatif model baru.
Kedua, membuat desain / sketsa karya.
Desain atau sketsa produk diperlukan sebagai acuan dalam pebuatan suatu karya. Oleh sebab itu dalam proses pembuatan karya miniatur IPAL ini dibutuhkan adanya desain / sketsa yang jelas sehingga dapat mempermudah dan mempercepat pengerjaannya.
Ketiga, menyiapkan bahan dan alat.
Alat dan bahan disiapkan sesuai dengan kebutuhan. Mengidentifikasi jenis, bahan, alat, dan proses yang akan dibuat disini sangat penting untuk membuat karya yang akan dibuat dengan baik.
Keempat, membuat karya miniatur IPAL.
Pembuatan karya dapat dilakukan dengan mengacu pada desain / sketsa yang telah dibuat sebelumnya dan dengan menggunakan alat serta bahan yang telah disiapkan. Yang mana dalam hal pembuatan karya miniatur IPAL di sini tentunya tidak lepas pula dari konsep karya yang telah ditentukan sebelumnya.
Kelima, mengevaluasi karya.
Apakah karya yang dibuat sudah sesuai dengan yang diharapkan? Ataukah ternyata karya yang dihasilkan masih jauh dari rencana sebelumnya? Nah, disinilah perlunya evaluasi terhadap karya yang dihasilkan, karena dengan melakukan evaluasi maka dapat diketahui berbagai kekurangan serta kelemahan selama proses pembuatan karya tersebut. Dengan demikian maka dapat diketahui kekurangan dan kelemahan dari karya yang telah selesai dibuat, yang akhirnya dapat dipergunakan sebagai tolok ukur atau sebagai dasar untuk melakukan perbaikan dan pembenahan dalam proses pembuatan yang berikutnya sehingga benar-benar dapat menghasilkan karya yang baik.
Pertama, menggali ide dari berbagai sumber.
Penggalian ide dari berbagai sumber diperlukan sebagai bahan referensi atau tolok ukur dalam proses pembuatan karya miniatur IPAL ini. Dengan adanya ide dari berbagai sumber dapat menghasilkan suatu karya inovatif model baru.
Kedua, membuat desain / sketsa karya.
Desain atau sketsa produk diperlukan sebagai acuan dalam pebuatan suatu karya. Oleh sebab itu dalam proses pembuatan karya miniatur IPAL ini dibutuhkan adanya desain / sketsa yang jelas sehingga dapat mempermudah dan mempercepat pengerjaannya.
Ketiga, menyiapkan bahan dan alat.
Alat dan bahan disiapkan sesuai dengan kebutuhan. Mengidentifikasi jenis, bahan, alat, dan proses yang akan dibuat disini sangat penting untuk membuat karya yang akan dibuat dengan baik.
Keempat, membuat karya miniatur IPAL.
Pembuatan karya dapat dilakukan dengan mengacu pada desain / sketsa yang telah dibuat sebelumnya dan dengan menggunakan alat serta bahan yang telah disiapkan. Yang mana dalam hal pembuatan karya miniatur IPAL di sini tentunya tidak lepas pula dari konsep karya yang telah ditentukan sebelumnya.
Kelima, mengevaluasi karya.
Apakah karya yang dibuat sudah sesuai dengan yang diharapkan? Ataukah ternyata karya yang dihasilkan masih jauh dari rencana sebelumnya? Nah, disinilah perlunya evaluasi terhadap karya yang dihasilkan, karena dengan melakukan evaluasi maka dapat diketahui berbagai kekurangan serta kelemahan selama proses pembuatan karya tersebut. Dengan demikian maka dapat diketahui kekurangan dan kelemahan dari karya yang telah selesai dibuat, yang akhirnya dapat dipergunakan sebagai tolok ukur atau sebagai dasar untuk melakukan perbaikan dan pembenahan dalam proses pembuatan yang berikutnya sehingga benar-benar dapat menghasilkan karya yang baik.