Kisi - Kisi Persiapan USP-BKS Tahun 2020 (bag.3)
Kisi - Kisi Ujian Satuan Pendidikan Berbasis Komputer dan SmartPhone Tahun 2020 :
Mata Pelajaran : Prakarya Kewirausahaan
Bidang : Pengolahan
Indikator Pencapaian Kompetensi :
Indikator Pencapaian Kompetensi :
- Menentukan komponen biaya produksi pada pengolahan makanan khas daerah yang dimodifikasi
- Menghitung harga pokok produksi makanan awetan dari bahan pangan nabati
- Menentukan komponen biaya tetap pada pengolahan makanan khas dari bahan pangan nabati dan hewani
- Menghitung titik impas (BEP) makanan khas daerah dari bahan pangan nabati dan hewani
Materi
Apa itu titik impas / break even point ?
Dalam ilmu ekonomi, terutama akuntansi biaya, titik impas / break even point (BEP) adalah sebuah titik dimana biaya atau pengeluaran dan pendapatan adalah seimbang sehingga tidak terdapat kerugian atau keuntungan.
Kenapa kita harus belajar mengetahui titik impas / break even point ?
Untuk menghitung kapan sebuah usaha akan menguntungkan dengan cara menyamakan total pendapatan dengan total biaya.
Dengan Analisis Titik Impas / Break Even Point (BEP) ini, kita dapat mengetahui jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan agar tidak mengalami kerugian dan juga mengetahui jumlah penjualan yang diharuskan untuk memperoleh tingkat keuntungan tertentu serta dapat membantu dalam pengambilan keputusan apakah akan melanjutkan atau memberhentikan usaha.
Lalu, hal - hal apa saja yang perlu diperhatikan untuk menganalisa titik impas ?
Untuk menghitung berapa besar titik impas / BEP atau titik impas tentu saja memerlukan komponen-komponen. Berikut ini merupakan komponen - komponen yang mempengaruhi dari titik impas / BEP, yaitu:
1. Fixed Cost / Biaya Tetap (Fc)
Komponen ini termasuk dalam biaya tetap atau konstan, jika adanya kegiatan produksi ataupun tidak sedang berproduksi.
2. Variabel Cost / Biaya Tidak Tetap (Vc)
Komponen ini bersifat dinamis. Variabel cost disebut biaya per unit, yang bergantung pada tingkat volume produksinya. Jika produksi meningkat, maka variabel cost juga akan meningkat.
3. Selling Price (P)
Pengertian selling price adalah harga jual per unit barang atau jasa yang telah diproduksi.
Cara menghitung berapa unit jumlah barang atau jasa yang harus diproduksi untuk mendapatkan titik impas: BEP = Fc /(P-Vc)
Contoh Perhitungan Tititk Impas / BEP :
Diketahui:
Perhitungan Titik Impas / BEP sederhana :
Analisa Peluang Usaha Budidaya Tanaman Hidroponik :
- Total Biaya Tetap (Fc) bernilai Rp 1 juta
- Total Biaya Variabel (Vc) per unit bernilai Rp 2.500
- Harga jual barang per unit bernilai Rp 3.000,-
Penghitungan BEP Unit
BEP = Fc/ (P – Vc)
BEP = 1.000.000/ (3.000 – 2.500)
BEP = 2000 unit
Kesimpulan : Peluang usaha budidaya tanaman hidroponik supaya bisa mencapai titik impas / BEP target penjualan minimumnya sebesar 2000 unit barang harus terjual dengan modal yang sudah dikeluarkan.
Cara menghitung lama balik modal :
Dari analisa di atas dapat disimpulkan untuk usaha pupuk kompos dengan modal yang dikeluarkan Rp. 14.323.000 dapat memperoleh keuntungan sebesar Rp. 924.000 per bulan dan lama balik modal 15,5 bulan.
Lalu, hal - hal apa saja yang perlu diperhatikan untuk menganalisa titik impas ?
Untuk menghitung berapa besar titik impas / BEP atau titik impas tentu saja memerlukan komponen-komponen. Berikut ini merupakan komponen - komponen yang mempengaruhi dari titik impas / BEP, yaitu:
1. Fixed Cost / Biaya Tetap (Fc)
Komponen ini termasuk dalam biaya tetap atau konstan, jika adanya kegiatan produksi ataupun tidak sedang berproduksi.
2. Variabel Cost / Biaya Tidak Tetap (Vc)
Komponen ini bersifat dinamis. Variabel cost disebut biaya per unit, yang bergantung pada tingkat volume produksinya. Jika produksi meningkat, maka variabel cost juga akan meningkat.
3. Selling Price (P)
Pengertian selling price adalah harga jual per unit barang atau jasa yang telah diproduksi.
Cara menghitung berapa unit jumlah barang atau jasa yang harus diproduksi untuk mendapatkan titik impas: BEP = Fc /(P-Vc)
Contoh Perhitungan Tititk Impas / BEP :
Diketahui:
Perhitungan Titik Impas / BEP sederhana :
Analisa Peluang Usaha Budidaya Tanaman Hidroponik :
- Total Biaya Tetap (Fc) bernilai Rp 1 juta
- Total Biaya Variabel (Vc) per unit bernilai Rp 2.500
- Harga jual barang per unit bernilai Rp 3.000,-
Penghitungan BEP Unit
BEP = Fc/ (P – Vc)
BEP = 1.000.000/ (3.000 – 2.500)
BEP = 2000 unit
Kesimpulan : Peluang usaha budidaya tanaman hidroponik supaya bisa mencapai titik impas / BEP target penjualan minimumnya sebesar 2000 unit barang harus terjual dengan modal yang sudah dikeluarkan.
Cara menghitung lama balik modal :
Analisis usaha pupuk kompos :
Investasi :
Peralatan. Harga
- sewa lahan. Rp. 10.000.000
- mesin pemotong daun Rp. 3.100.000
- ayakan. Rp. 150.000
- terpal. Rp. 130.000
- selang Rp. 31.500
- wadah. Rp. 32.000
- alat penjahit karung. Rp. 122.000
- pompa. Rp. 250.000
- sabit. Rp. 24.000
- drum. Rp. 125.000
- cangkul. Rp. 95.000
- timbangan. Rp. 183.000
----------------------+
Jumlah. Rp. 14.242.500
Bahan yang diperlukan :
- daun-daunan. Rp. 600.000
- kotoran ternak. Rp. 900.000
- karung plastik. Rp. 750.000
- arang sekam. Rp. 960.000
- bubuk gergaji. Rp. 780.000
- obat organik. Rp. 2.400.000
- pengemas. Rp. 600.000
- air dan listrik. Rp. 750.000
----------------------+
Jumlah. Rp. 7.740.000
Pembuatan MOL (Micro Organisme Local) dengan menggunakan bonggol pisang :
Bahan yang diperlukan :
- 50 kg bonggol pisang Rp. 250.000
- 50 liter air cucian beras Rp. 50.000
- 2,5 kg gula jawa. Rp. 36.000
------------------+
Jumlah. Rp. 336.000
Peralatan yang dibutuhkan :
- ember bertutup. Rp. 70.000
- botol plastik bekas air Rp. 500
- selang plastik kecil. Rp. 20.000
------------------+
Jumlah. Rp. 90.500
Total Biaya Operasional : Rp. 8.076.000
(biaya variabel + biaya tetap)
Harga Jual. : Rp. 15.000
Target penjualan : 50 unit
Pendapatan per bulan '
20 kemasan x Rp. 15.000 = Rp. 300.000
Rp. 300.000 x 30. = Rp. 9.000.000
Keuntungan perbulan : total pendapatan - total biaya operasional
: Rp. 9.000.000 - Rp. 8.076.000
: Rp. 924.000
Lama balik modal : Total Investasi / keuntungan
: Rp. 14.323.000 / Rp. 924.000
: 15,5