Bisnis Plan Kerajinan Dengan Inspirasi Budaya Lokal "Tote Bag Dari Kain Perca Bermotif Batik dan Tote Bag Dari Kanvas Blacu Dengan Ilustrasi Thengul"


Kerajinan Dengan Inspirasi Budaya Lokal "Totebag Batik"
Karya : Salsabila Rachma Izzati dan Farida Syahda Faiq R (Siswa Kelas 10 MIPA 2)

Indonesia sangat kaya akan budaya tradisional pada setiap kelompok etnik atau suku bangsa. Berdasarkan sensus Badan Pusat Statistik tahun 2010, terdapat lebih dari 300 kelompok etnik atau suku bangsa di Indonesia atau tepatnya 1.340 suku bangsa. Budaya tradisi dapat dikelompokkan menjadi budaya nonbenda dan artefak/objek budaya. Budaya nonbenda diantaranya adalah pantun, cerita rakyat, tarian, dan upacara adat. 

Batik merupakan salah satu seni budaya yang telah diakui dunia sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan non-bendawi oleh UNESCO sejak Oktober tahun 2009. Di Indonesia batik sudah ada sejak Zaman Majapahit dan sangat populer pada abad setelahnya. Sampai abad 20 semua batik yang dihasilkan adalah batik tulis, kemudian setelah itu Baru dikenal batik cap. Oleh karena itu, batik merupakan salah satu warisan seni budaya yang patut dilestarikan dan dikembangkan. 

Dalam upaya merealisasikan materi mata pelajaran Prakarya Kewirausahaan sesuai kompetensi dasar 4.2 menyusun perencanaan usaha kerajinan dengan inspirasi budaya lokal yang meliputi ide dan peluang usaha, sumber daya, administrasi dan pemasaran serta usaha untuk melestarikan budaya dan mengembangkan batik, kelompok kerja siswa kelas 10 SMAN 1 Bojonegoro atas nama Salsabila Rachma Izzati, Farida Syahda Faiq R, Nabila La'salina Zamzami, dan Safira Iffa Addina  membuat tote bag ramah lingkungan dari kain perca bermotif batik dan tote bag dari kanvas blacu dengan ilustrasi thengul.

Kerajinan dengan Inspirasi Budaya Lokal Non Benda berupa tas belanja (tote bag) dengan gambar ilustrasi seorang penari Thengul. Tarian Thengul sendiri merupakan salah satu warisan budaya lokal daerah Bojonegoro. Pemilihan desain Tari Thengul sebagai objek budaya lokal nonbenda pada tugas Prakarya dan Kewirausahaan merupakan tari kreasi baru asli Bojonegoro yang telah mendunia.


Kerajinan Dengan Inspirasi Budaya Lokal "Totebag Batik"
Karya : Nabila La'salina Zamzami dan Farida Safira Iffa Addina (Siswa Kelas 10 MIPA 5)


Tote bag ramah lingkungan merupakan ide usaha yang timbul dari permasalahan sosial, yaitu maraknya penggunaan plastik yang mencemari lingkungan. Dari permasalahan tersebut, muncullah ide untuk membuat produk pengganti plastik berbahan ramah lingkungan, tujuannya untuk menciptakan produk pengganti yang tidak menggantikan fungsi utamanya. Tote bag ramah lingkungan berbahan kanvas blacu dan perca motif batik ini memiliki nilai tambah dan dapat dilipat menjadi pocket bag, dengan tambahan unsur kain batik dan tambahan unsur ilustrasi thengul sebagai media pelestarian budaya Indonesia.

Pemilihan tote bag sebagai produk kerajinan adalah karena pentingnya posisi tote bag dalam mendukung kegiatan sehari-hari, terutama dalam bidang ritel (perdagangan), dimana tote bag banyak dipakai sebagai wadah dari belanjaan yang dibeli oleh konsumen. Mengingat banyaknya tote bag yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari terbuat dari bahan yang tidak ramah lingkungan, terutama plastik, maka harus ada sebuah solusi untuk menggantikannya yang dapat memberi manfaat dan ramah lingkungan tanpa menghilangkan fungsi utamanya.  

Analisis bisnis yang dilakukan terhadap usaha tote bag ramah lingkungan ini adalah analisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats) dan analisis 4-P Marketing Mix. Analisis SWOT merupakan analisis berdasarkan kondisi pasar untuk mengidentifikasi bagaimana kondisi internal dan eksternal perusahaan. Sedangkan 4-P Marketing Mix adalah analisis untuk memperkuat strategi pada bisnis yang dijalankan untuk membuat peluang bisnis makin besar berdasarkan produk, harga, tempat, dan promosi yang akan dilakukan. 

Analisis SWOT dan analisis 4-P Marketing Mix dari bisnis tote bag dari kain perca motif batik ramah lingkungan ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

Analisis SWOT 

Nama bisnis 'Tote bag dari kain perca motif batik dan Tote bag dari kanvas blacu dengan desain ilustrasi thengul" yang ramah lingkungan sebagai solusi guna mengurangi sampah plastik.

Strengths 'Tote bag dari kain perca motif batik dan Tote bag dari kanvas blacu dengan desain ilustrasi thengul" ramah lingkungan sebagai solusi guna mengurangi sampah plastik. Mengangkat batik sebagai bentuk pelestarian budaya. Desain tote bag kekinian yang dapat diubah menjadi pocket bag. Mengurangi limbah kain perca khususnya yang dihasilkan oleh penjahit di kabupaten Bojonegoro. Mengembangkan kreativitas dengan mendesain tote bag kanvas sesuai keinginan pengguna.

Weakness Pada produk ini adalah cat yang digunakan untuk melukis tote bag mudah pudar apabila sering dilakukan pencucian. 

Opportunities Adanya penggunaan media sosial pada penjualan tote bag menjadikan minat konsumen untuk pembelian produk makin meningkat. Memperluas pangsa pasar sesuai dengan target konsumen atau kalangan peminat. 

Threats Ancaman yang ada pada tote bag ini berupa pesaing yang mencitakan produk serupa, sehingga produk ini banyak ditemukan dipasaran. Tote bag yang diproduksi secara homemade menjadikan produk memiliki jumlah yang terbatas di setiap produksinya.

Analisis 4-P Marketing Mix

Product Tote bag ramah lingkungan ini terbuat dari bahan kain perca motif batik dan kanvas blacu yang mudah untuk didesain

Price Harga produk yang ditawarkan sesuai dengan kualitas yang didapatkan, dengan harga jual dari Rp. 30.000 – Rp. 50.000.

Place Penjualan dilakukan melalui sosial media, marketplace, dan membuka stand penjualan pada acara acara tertentu khususnya yang diselenggarakan di kabupaten Bojonegoro

Promotion Promosi dapat dilakukan dengan menggunakan sosial media, seperti Instagram, Twitter, Facebook, Blogspot, dan Shopee sebagai Marketplace.

Target konsumen pada bisnis ini adalah usia remaja dari 15–24 tahun, diutamakan berasal dari daerah perkotaan. Dengan menggunakan digital marketing sebagai media pemasaran dan penjualan diantaranya Instagram, Facebook, Twitter, Blogspot, dan Shopee sebagai media marketplace. Transaksi pembayaran dan pengantaran produk dilakukan secara elektronik. Dengan hal tersebut maka diharapkan dapat mengurangi resiko penularan corona virus.