Perhitungan Break Event Point (BEP) Makanan Internasional & Makanan Fungsional
Kompetensi Dasar
3.8 Memahami perhitungan titik impas (Break Even Point) usaha pengolahan makanan internasional dan Fungsional dari bahan pangan nabati dan hewani.
4.8 Menghitung titik impas (Break Even Point) usaha pengolahan makanan internasional dan Fungsional dari bahan pangan nabati dan hewani.
Kegiatan Pembelajaran 3
Pengertian dan Manfaat Break Event Point
Tujuan Pembelajaran
Setelah kegiatan pembelajaran 3 ini siswa diharapkan dapat:
1. Mendeskripsikan pengertian break even point
2. Mengidentifikasi manfaat analisis break even point
3. Mengidentifikasi strategi menentukan harga jual
4. Mengidentifikasi komponen Break Even Point (BEP)
5. Menghitung taksiran harga jual
Uraian Materi
Pengertian Break Even Point (BEP)
Break Even Point (BEP) adalah posisi suatu perusahaan atau bisnis baik dalam bisnis lokal maupun internasional belum memperoleh keuntungan namun tidak juga merugi. BEP dapat diartikan juga sebuah kondisi jumlah pengeluaran yang diperlukan untuk biaya produksi sama dengan jumlah pendapatan yang diterima dari hasil penjualan sehingga perusahaan tidak mengalami laba ataupun rugi. Istilah BEP disebut juga dengan istilah titik impas.
Break even point (BEP) berguna bagi perusahaan untuk menentukan besaran jumlah produksi yang akan dihasilkan dan nilai harga jual barang. Dengan menerapkan analisa BEP, perusahaan dapat melihat laba, kerugian, harga jual, produksi, dan sebagainya yang telah dapat diprediksi sebelumnya, sehingga memudahkan pelaku bisnis untuk menentukan kebijakan perusahaan.
Manfaat analisis BEP
Dengan melakukan analisis BEP, dapat diperoleh beberapa manfaat yaitu:
a. Dapat mengetahui berapa jumlah penjualan minimum yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Jumlah penjualan minimum artinya adalah jumlah produksi paling rendah yang harus dibuat oleh dunia usaha atau industri.
b. Dapat menentukan berapa jumlah penjualan yang sebaiknya diperoleh agar mendapatkan keuntungan yang direncanakan.
c. Dapat menaksir seberapa tingkat produksi yang harusnya ditetapkan agar mendapat keuntungan.
d. Dapat menjaga dan mengukur penjualan serta tingkat produksi yang tidak lebih rendah dari BEP.
e. Dapat menganalisis perubahan harga pokok, harga jual, dan besarnya tingkat produksi hasil penjualan.
f. Sebagai alat perencanaan tingkat produksi dan sekaligus penjualan agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
Strategi Menetapkan Harga Jual Makanan Internasional
Menentukan harga jual produk yang paling sesuai dan tepat tidaklah mudah untuk wirausawan yang baru memulai usahanya. Harga jual sangat berkaitan dengan tingkat penjualan dan tingkat keuntungan yang ditetapkan. Jika menetapkan harga terlalu mahal, dikhawarirkan pelanggan akan tidak jadi membeli produk. Sedangkan jika menjual produk terlalu murah, maka akan menghasilkan laba dengan tingkat yang rendah. Menentukan harga jual yang asalasalan akan meningkatkan resiko kerugian. Oleh karena itu, ketika akan menetapkan harga jual produk perlu melakukan suatu perhitungan yang matang.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum menentukan harga jual suatu produk:
a. Pelanggan.
Pelanggan merupakan prioritas utama dalam usaha makanan khas daerah, jadi pastikan bahwa harga jual yang ditetapkan akan dapat di terima oleh pelanggan. Pelanggan akan dengan senang hati membeli produk yang ditawarkan jika harga yang diberikan terjangkau dan kualitas barang pun berbanding lurus dengan kualitas barang.
b. Pesaing.
Pastikan bahwa harga jual produk dapat bersaing dengan harga jual produk pesaing. Perhatikan tingkat keuntungan. Jangan mengambil keuntungan yang terlalu besar karena akan menyebabkan harga jual terlalu mahal. Ada baiknya menurunkan tingkat keuntungan sehingga harga yang ditawarkan dapat
bersaing dengan harga yang ditetapkan dengan pesaing.
c. Biaya
Pastikan harga jual produkyang di tetapkan dapat menutup biaya-biaya yang telah terjadi. Ini artinya harus benar-benar jeli dan teliti dalam menghitung biaya yang terjadi, pastikan bahwa tidak ada biaya yang tidak dimasukkan dalam perhitungan. Jika saja ada biaya yang tidak terhitung, akan menyebabkan harga yang tidak tepat, sehingga akan berpengaruh terhadap tingkat keuntungan, bahkan akan menyebabkan kerugian.
d. Kemanfaatan untuk usaha.
Harga jual yang ditetapkan di nilai pantas jika harga dapat memberikan keuntungan yang di harapkan. Seandainya saja keuntungan yang diharapkan dapat tercapai, akan mempermudah dalam mengembangkan usaha yang sudah dirintis.
Komponen BEP
Agar dapat menghitung berapa besar titik impas BEP dibutuhkan beberapa komponen. Terdapat 3 komponen BEP , yaitu:
1. Biaya Tetap (Fixed Cost)
Biaya yang bersifat statis (tetap) pada kapasitas tertentu. Artinya, biaya ini tidak berubah jika barang yang diproduksi mengalami perubahan dalam kapasitas tertentu.
Contoh:
Biaya penyusutan, biaya sewa gedung, dan gaji karyawan.
2. Biaya Variabel (Variable Cost)
Biaya yang bersifat dinamis mengikuti jumlah barang diproduksi. Semakin banyak kapasitas produksi maka biaya variabel juga akan meningkat.
Contoh:
Biaya bahan baku, biaya listrik.
3. Harga Jual (Selling Price)
Satuan harga jual per unit barang atau jasa yang telah diproduksi dan siap dijual oleh perusahaan dengan sudah memperhitungkan berapa harga yang bisa ditentukan dengan target mendapatkan keuntungan.
Penentuan harga jual produk dapat dilakukan dengan menghitung harga pokok dan perkiraan keuntungan terlebih dahulu. Berikut penjelasannya:
1). Harga Pokok
Penentuan penghitungan harga pokok menggunakan rumus sebagai berikut:
Harga Pokok = VC + FC/TS
Keterangan :
VC = Variable Cost (Biaya Variabel)
FC = Fxed Cost (Biaya Tetap)
TS = Total Sales (Total Penjualan)
Contoh 1 :
Sebuah perusahaan makanan memproduksi dengan biaya variabel sebesar Rp.1.000/bungkus dan biaya tetap sebesar Rp.50.000.000. Jika penjualan makanan DimSum sebesar 10.000 bungkus, tentukan harga pokok produksi Dim Sum tersebut!
Jawab:
Harga Pokok = Rp. 1.000,00 + (Rp.50.000.000/Rp.10.000)
= Rp.1.000,00 + Rp.5.000
= Rp.6.000/bungkus
2). Perkiraan Keuntungan
Berdasarkan contoh 1, jika perusahaan menghendaki laba usaha/keuntungan sebesar 20%, maka perhitungan harga jualnya adalah sebagai berikut:
Harga Jual = Hp / (1 – Laba yang diinginkan)
Jawab:
Harga Jual = Rp. 6.000/(1-0,2)
= Rp. 6.000/0,8
= Rp. 7.500
Dari penghitungan harga pokok dan taksiran keuntungan 20%, dapat ditentukan harga jual per bungkus makanan Dim Sum yaitu sebesar Rp. 7.500. Dengan demikian dapat disimpulkan perkiraan keuntungan per bungkus adalah harga jual-harga pokok = Rp. 7.500-Rp. 6.000 = Rp.1.500 Keuntungan per produksi adalah laba/bungkus x total produksi = Rp. 1.500 x 10.000 bungkus = Rp. 15.000.000.
Penghitungan Brak Even Point
Beberapa ketentuan yang harus dipenuhi dalam menghitung BEP antara lain sebagai berikut:
1. Harga jual produk harus tetap
2. Hanya amenggunakan satu jenis produk, jika lebih dari satu jenis maka dapat menggunakan analisis BEP tersendiri untuk produknya.
3. Produksi harus stabil
4. Semua biaya besaran produksi dapat diukur secara nyata / fakta dan data yang realistik.
Terdapat dua perhitungan BEP, yaitu:
1. BEP Unit
Data jumlah unit produk yang harus dicapai pada titik impas. Jika jumlah produksi berada dibawah angka BEP, maka perusahaan akan merugi, sebaliknya jika berada di atas angka BEP, maka perusahaan untung.
Rumus: BEP = FC / P - VC
Keterangan:
BEP : Break Even Point (Titik Impas)
FC : Fixed Cost (Biaya Tetap)
VC : Variable Cost (Biaya Variable)
P : Price per unit (harga per unit)
2. BEP Rupiah
Data jumlah penjualan yang harus dicapai pada titik impas. Cara mendapat titipk impas melalui hitungan terhadap berapa rupiah nilai penjualan yang harus diterima. Jika jumlah penjualan berada di bawah angka BEP, maka perusahaan merugi, begitu pula sebaliknya.
Rumus: BEP = FC : (1-VC/P)
Keterangan:
BEP : Break Even Point (Titik Impas)
FC : Fixed Cost (Biaya Tetap)
VC : Variable Cost (Biaya Variable)
P : Price per unit (harga per unit)
Contoh :
Seseorang pengusaha memproduksi pizza dengan biaya tetap sebesar Rp.30.000.000 dan biaya variabel per unit sebesar Rp.15.000,00. Jika harga jual pizza tersebut sebesar Rp.20.000 per unit maka hitunglah jumlah pizza yang harus diproduksi dan berapa total penjualan untuk mencapai BEP?
Jawab:
BEP dalam unit = FC : (P-VC)
= Rp.30.000.000 : (Rp.20.000-Rp.15.000)
= Rp.30.000.000 : Rp.5.000
= 6.000 unit
BEP dalam Rupiah = FC : (1-VC/P)
= Rp.30.000.000 : 1 - (Rp.15.000/Rp.20.000)
= Rp.30.000.000 : ¼
= Rp.120.000.000
Dari perhitungan tersebut, untuk mendapatkan kondisi BEP, perusahaan tersebut harus memproduksi sebanyak 6.000 unit dan menghasilkan penjualan sebesar Rp.120.000.000.