Modul Ajar Fase E Sosiologi] Gejala Sosial Dalam Masyarakat Multikultural
- Peserta didik diharapkan mampu mengidentifikasi beragam gejala sosial di masyarakat;
- Peserta didik diharapkan mampu menganalisis gejala-gejala sosial dalam masyarakat multikultural; dan
- Peserta didik diharapkan mampu menjelaskan multikulturalisme serta masyarakat multikultural.
- Perubahan sosial: seperti urbanisasi, globalisasi, atau digitalisasi.
- Masalah sosial: seperti kemiskinan, pengangguran, atau konflik antar kelompok.
- Interaksi sosial: seperti kerjasama, kompetisi, atau integrasi budaya.
Banyak anak muda memulai usaha berbasis teknologi, seperti start-up atau bisnis digital, yang memanfaatkan media sosial untuk pemasaran. Fenomena ini sering didorong oleh kebutuhan ekonomi dan gaya hidup modern.
- Penyebab:
Pengaruh teknologi, pendidikan kewirausahaan, dan kebutuhan akan pekerjaan fleksibel. - Dampak:
Meningkatkan lapangan kerja baru, memperluas akses pasar, dan memajukan ekonomi kreatif.
- Penyebab:
Keterbatasan lapangan kerja formal di daerah dan dorongan dari program pemerintah. - Dampak:
Mengurangi urbanisasi, meningkatkan kesejahteraan lokal, dan menjaga kelestarian budaya melalui produk khas.
- Penyebab:
Kesadaran akan isu lingkungan dan dukungan dari masyarakat serta organisasi non-pemerintah. - Dampak:
Mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan memberikan manfaat ekonomi bagi komunitas.
- Penyebab:
Kemudahan akses internet, popularitas media sosial, dan tren gaya hidup online. - Dampak:
Perubahan pola konsumsi masyarakat dan munculnya model bisnis baru
- Penyebab:
Dorongan untuk mendukung perekonomian keluarga dan peningkatan kesetaraan gender. - Dampak:
Memberdayakan perempuan dan meningkatkan kontribusi mereka terhadap ekonomi keluarga dan masyarakat.
- Sebagai dampak:
Keyakinan agama menciptakan sistem ekonomi baru yang sesuai dengan nilai-nilai religius. - Sebagai penyebab:
Sistem ekonomi yang berbasis agama memengaruhi cara masyarakat menjalankan kehidupan ekonomi mereka, termasuk dalam memilih pekerjaan, investasi, atau bentuk konsumsi.
B. Karakteristik Gejala Sosial
Ada beberapa karakteristik gejala sosial di antaranya,
1. Sangat kompleks, salah satu karakteristik gejala sosial adalah sifatnya yang sangat kompleks.
Kompleksitas ini mencerminkan interaksi berbagai faktor dalam masyarakat yang saling memengaruhi dan sulit dipisahkan. Karakteristik sangat kompleks dalam gejala sosial menggambarkan bahwa fenomena sosial melibatkan berbagai faktor yang saling terkait dan memengaruhi satu sama lain, sehingga sulit dipahami atau diselesaikan dengan cara sederhana. Kompleksitas ini muncul karena interaksi dinamis antara individu, kelompok, budaya, ekonomi, politik, dan lingkungan.
Karakteristik Sangat Kompleks dalam Gejala Sosial
- Melibatkan Banyak Faktor yang Saling BerkaitanGejala sosial dipengaruhi oleh berbagai aspek, seperti ekonomi, budaya, politik, teknologi, dan lingkungan, yang saling berinteraksi.Contoh:Kemiskinan tidak hanya disebabkan oleh rendahnya pendapatan, tetapi juga oleh akses pendidikan, layanan kesehatan, diskriminasi sosial, dan kebijakan pemerintah.
- Memiliki Banyak DimensiGejala sosial mencakup dimensi individu, kelompok, dan institusi, serta melibatkan hubungan antar-aspek ini.Contoh:Urbanisasi berdampak pada dimensi individu (pencarian pekerjaan), kelompok (perubahan struktur keluarga), dan institusi (kebutuhan perencanaan kota).
- Dipengaruhi oleh Faktor Lokal dan GlobalGejala sosial sering kali dipengaruhi oleh faktor lokal (budaya dan tradisi) dan global (teknologi, globalisasi).Contoh:Perubahan gaya hidup masyarakat dipengaruhi oleh budaya lokal sekaligus tren global yang dibawa oleh media sosial.
- Dampaknya Tidak Langsung dan Jangka PanjangGejala sosial sering memiliki dampak yang tidak langsung atau baru terlihat setelah waktu tertentu.Contoh:Ketimpangan pendidikan mungkin tidak langsung terlihat, tetapi dalam jangka panjang dapat menyebabkan ketimpangan ekonomi dan sosial yang lebih besar.
- Berbeda-beda di Setiap KonteksKompleksitas gejala sosial meningkat karena fenomena yang sama dapat memiliki bentuk, penyebab, dan dampak yang berbeda di berbagai wilayah atau kelompok masyarakat.Contoh:Konflik sosial di satu wilayah mungkin dipicu oleh isu etnis, sementara di wilayah lain oleh ketimpangan ekonomi.
- Sulit Diberikan Solusi TunggalKarena melibatkan banyak aspek yang saling berhubungan, gejala sosial tidak dapat diselesaikan dengan satu pendekatan saja.Contoh:Mengatasi pengangguran membutuhkan solusi terpadu, seperti pelatihan keterampilan, perbaikan kebijakan ekonomi, dan peningkatan akses pendidikan.
Keanekaragaman ini mencerminkan variasi fenomena sosial yang muncul akibat perbedaan budaya, nilai, norma, kondisi ekonomi, pendidikan, teknologi, dan lingkungan.
Karakteristik Keanekaragaman dalam Gejala Sosial
- Beragam Bentuk FenomenaGejala sosial muncul dalam berbagai bentuk, seperti perubahan budaya, konflik sosial, kemiskinan, urbanisasi, globalisasi, dan ketimpangan sosial.Contoh:- Kemiskinan: Dapat berupa kekurangan finansial, akses pendidikan, atau layanan kesehatan.- Urbanisasi: Melibatkan perpindahan penduduk dari desa ke kota dengan dampak sosial yang berbeda di setiap wilayah.
- Dipengaruhi oleh Keberagaman BudayaSetiap masyarakat memiliki budaya yang berbeda, sehingga gejala sosial yang muncul pun bervariasi.Contoh:Konflik sosial di satu daerah mungkin terkait isu agama, sementara di daerah lain terkait perbedaan suku atau adat istiadat.
- Variasi Berdasarkan Waktu dan TempatGejala sosial yang sama dapat berbeda dalam intensitas dan dampaknya tergantung pada lokasi geografis dan periode waktu.Contoh:Pandemi COVID-19 memengaruhi negara maju dan berkembang dengan cara yang berbeda, tergantung pada infrastruktur kesehatan dan kebijakan pemerintah.
- Beragam Faktor PenyebabGejala sosial dapat dipicu oleh berbagai faktor, seperti ekonomi, politik, pendidikan, teknologi, atau lingkungan alam.Contoh:- Kemiskinan di desa disebabkan oleh akses pendidikan rendah, sedangkan di kota mungkin akibat pengangguran.- Konflik sosial di satu wilayah dipicu oleh perebutan sumber daya, sementara di wilayah lain oleh diskriminasi.
- Dampak yang Berbeda-bedaGejala sosial memiliki dampak yang beragam, baik secara individu, kelompok, maupun masyarakat luas.Contoh:- Urbanisasi dapat membawa peluang kerja di kota, tetapi juga memicu kemacetan dan polusi.- Globalisasi mempercepat pertumbuhan ekonomi, tetapi juga mengancam identitas budaya lokal.
- Beragam Respon dari MasyarakatMasyarakat merespons gejala sosial dengan cara yang berbeda, tergantung pada norma, nilai, dan tingkat pendidikan mereka.Contoh:Perubahan teknologi diterima dengan antusias oleh generasi muda, tetapi mungkin ditolak oleh generasi tua yang kurang familiar dengan teknologi.
- Terjadi tidak di semua tempat
Gejala sosial dapat ditemukan di seluruh dunia, meskipun bentuk dan penyebabnya mungkin berbeda.
Contoh:
Kemiskinan ada di negara maju dan berkembang, tetapi di negara maju lebih terkait dengan pengangguran, sementara di negara berkembang sering dikaitkan dengan akses pendidikan dan layanan kesehatan. - Dialami oleh Semua Kelompok Masyarakat
Baik masyarakat tradisional, modern, kaya, maupun miskin, semua menghadapi gejala sosial tertentu.
Contoh:
Konflik sosial dapat terjadi di masyarakat adat terkait sengketa tanah, atau di masyarakat perkotaan akibat perbedaan kelas sosial. - Dipengaruhi oleh Faktor Global
Banyak gejala sosial muncul sebagai hasil dari proses globalisasi, seperti urbanisasi, migrasi, atau perubahan teknologi.
Contoh:
Perubahan gaya hidup modern akibat pengaruh media sosial dialami oleh masyarakat di berbagai negara. - Berhubungan dengan Kebutuhan Dasar Manusia
Gejala sosial muncul dari upaya manusia untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan keamanan.
Contoh:
Urbanisasi terjadi karena kebutuhan manusia untuk mencari pekerjaan dan meningkatkan taraf hidup. - Melibatkan Interaksi Sosial
Gejala sosial selalu terkait dengan interaksi antarindividu atau kelompok dalam masyarakat.
Contoh:
Konflik sosial atau solidaritas kelompok muncul sebagai hasil dari hubungan antarindividu atau kelompok. - Berdampak pada Semua Aspek Kehidupan
Gejala sosial tidak hanya memengaruhi satu aspek kehidupan, tetapi juga aspek lainnya, seperti ekonomi, budaya, politik, dan pendidikan.
Contoh:
Ketimpangan ekonomi dapat berdampak pada rendahnya akses pendidikan dan meningkatnya kriminalitas.
- Berubah Seiring Waktu
Gejala sosial tidak bersifat tetap, tetapi mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan masyarakat.
Contoh:
Peran perempuan di masyarakat dulu terbatas pada urusan rumah tangga, tetapi kini berkembang menjadi setara dengan laki-laki dalam banyak bidang, termasuk pendidikan dan pekerjaan. - Dipengaruhi oleh Perubahan Teknologi
Perkembangan teknologi dapat mengubah cara manusia berinteraksi dan bekerja, sehingga memunculkan gejala sosial baru.
Contoh:
Kemajuan teknologi informasi menciptakan gejala sosial baru seperti kecanduan media sosial atau perubahan pola komunikasi antar individu. - Mengikuti Tren dan Kebutuhan Zaman
Gejala sosial berkembang sesuai dengan tren yang ada di masyarakat.
Contoh:
Urbanisasi dulu terjadi karena industrialisasi, sementara saat ini juga dipengaruhi oleh sektor teknologi dan digitalisasi. - Respon terhadap Tantangan Baru
Gejala sosial muncul sebagai bentuk adaptasi masyarakat terhadap tantangan baru yang dihadapi.
Contoh:
Pandemi COVID-19 memunculkan perubahan besar dalam cara kerja (work from home), pendidikan (pembelajaran daring), dan interaksi sosial. - Beragam Pola Perubahan
Perubahan dalam gejala sosial bisa berlangsung secara lambat (evolusi) atau cepat (revolusi).
Contoh:
- Perubahan lambat: Pergeseran nilai dari tradisional ke modern dalam beberapa dekade.
- Perubahan cepat: Munculnya e-commerce yang mengubah pola konsumsi masyarakat hanya dalam beberapa tahun. - Dipengaruhi oleh Faktor Internal dan Eksternal
Dinamika gejala sosial dapat dipengaruhi oleh faktor internal masyarakat (seperti nilai dan norma) maupun faktor eksternal (seperti globalisasi dan intervensi teknologi).
Contoh:
Globalisasi memperkenalkan budaya baru yang memengaruhi pola hidup masyarakat lokal. - Tidak Dapat Diprediksi Secara Pasti
Karena melibatkan banyak faktor yang saling memengaruhi, arah perubahan gejala sosial sering sulit diprediksi secara akurat.
Contoh:
Dampak teknologi kecerdasan buatan (AI) pada pola kerja dan lapangan pekerjaan di masa depan masih menjadi perdebatan.
- Melibatkan Berbagai Aspek Kehidupan
Gejala sosial mencakup aspek ekonomi, budaya, politik, psikologi, dan lingkungan yang saling berkaitan. Kompleksitas ini membuat analisisnya sulit dilakukan secara tunggal.
Contoh:
Kemiskinan bukan hanya masalah ekonomi, tetapi juga melibatkan pendidikan, akses kesehatan, dan kebijakan pemerintah. - Faktor Penyebab yang Beragam
Penyebab gejala sosial sering kali tidak linear, melainkan melibatkan banyak faktor yang saling memengaruhi.
Contoh:
Konflik sosial bisa dipicu oleh perbedaan etnis, kesenjangan ekonomi, atau isu politik, yang semuanya saling berkaitan. - Dampak yang Tidak Langsung
Gejala sosial sering memiliki dampak yang tidak langsung dan baru terasa setelah waktu tertentu.
Contoh:
Urbanisasi dapat menyebabkan kemacetan dan polusi, tetapi dampak psikologis seperti stres dan alienasi sosial baru terlihat kemudian. - Interpretasi yang Berbeda-Beda
Setiap individu atau kelompok dapat memahami gejala sosial dengan cara yang berbeda, tergantung pada nilai, norma, dan latar belakang mereka.
Contoh:
Sebuah kebijakan pemerintah dapat dianggap positif oleh satu kelompok, tetapi negatif oleh kelompok lain karena perbedaan perspektif. - Bersifat Dinamis
Gejala sosial selalu berubah seiring waktu, sehingga analisis yang relevan pada satu waktu mungkin tidak lagi sesuai pada waktu berikutnya.
Contoh:
Perubahan pola kerja akibat teknologi mungkin sulit dipahami karena sifatnya yang terus berkembang. - Tergantung pada Konteks Lokal dan Global
Gejala sosial sering dipengaruhi oleh faktor lokal (budaya, tradisi) dan global (globalisasi, teknologi), yang menambah kompleksitas pemahamannya.
Contoh:
Fenomena migrasi tidak hanya melibatkan faktor ekonomi lokal, tetapi juga kebijakan internasional. - Memerlukan Pendekatan Multidisiplin
Untuk memahami gejala sosial, diperlukan pendekatan dari berbagai disiplin ilmu seperti sosiologi, antropologi, psikologi, dan ekonomi. Pendekatan ini tidak selalu mudah dilakukan.
Contoh:
Ketimpangan sosial membutuhkan analisis dari perspektif ekonomi (pendapatan), psikologi (stigma), dan sosiologi (struktur masyarakat).
- Dipengaruhi oleh Nilai dan Norma Sosial
Gejala sosial sering kali dilihat dan dinilai berdasarkan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat, yang dapat bervariasi antara satu kelompok dengan kelompok lainnya.
Contoh:
Apa yang dianggap sebagai "tindak kriminal" atau "pelanggaran moral" di satu masyarakat mungkin tidak dipandang sama di masyarakat lain. - Berbeda dalam Penilaian
Setiap individu atau kelompok dapat memiliki pandangan yang berbeda terhadap suatu gejala sosial, tergantung pada pengalaman, pendidikan, dan latar belakang budaya mereka.
Contoh:
Urbanisasi dianggap sebagai tanda kemajuan bagi sebagian orang, tetapi sebagai masalah sosial yang merusak tradisi bagi sebagian lainnya. - Bias dalam Pengumpulan dan Penyajian Data
Proses pengumpulan dan penyajian data mengenai gejala sosial sering kali dipengaruhi oleh perspektif subjektif peneliti atau pengamat.
Contoh:
Peneliti yang memiliki pandangan politik tertentu mungkin menginterpretasikan data tentang ketimpangan ekonomi dengan cara yang mendukung ideologi mereka. - Pengaruh Media dan Opini Publik
Media massa sering kali memainkan peran dalam membentuk pandangan publik terhadap gejala sosial, dengan memengaruhi cara masyarakat melihat masalah tertentu.
Contoh:
Pemberitaan tentang kemiskinan di media sering kali terpengaruh oleh sudut pandang politik atau kebijakan tertentu, sehingga penyajian informasi bisa menjadi lebih memihak. - Intervensi Kebijakan yang Subjektif
Kebijakan yang diterapkan untuk mengatasi gejala sosial sering kali dipengaruhi oleh kepentingan politik atau ideologi tertentu, yang mungkin tidak selalu berdasarkan pada fakta objektif.
Contoh:
Kebijakan pengentasan kemiskinan bisa berbeda antara pemerintah yang lebih berpihak pada pasar bebas dan pemerintah yang lebih berpihak pada kebijakan kesejahteraan sosial. - Tergantung pada Perspektif Sosial dan Ekonomi
Pemahaman terhadap gejala sosial sangat bergantung pada perspektif sosial dan ekonomi seseorang, yang dapat membuat penilaian terhadap suatu fenomena menjadi lebih subjektif.
Contoh:
Kesenjangan sosial bisa dianggap sebagai akibat dari ketidakadilan struktural oleh sebagian orang, tetapi sebagai hasil dari kegagalan individu oleh sebagian yang lain. - Tingkat Keberpihakan dalam Pengaruh Politik dan Ekonomi
Faktor politik dan ekonomi sering kali mewarnai pandangan terhadap gejala sosial, sehingga interpretasi dan solusi terhadap masalah sosial bisa terdistorsi.
Contoh:
Ketimpangan ekonomi mungkin dianggap sebagai masalah sistem kapitalisme oleh sebagian kalangan, sementara yang lain melihatnya sebagai hasil dari kebijakan sosial yang tidak efektif.
- Menekankan Pada Pengalaman dan Persepsi
Gejala sosial lebih banyak melibatkan pengalaman subjektif dan persepsi individu atau kelompok terhadap fenomena tersebut. Hal ini tidak selalu dapat diukur dengan angka atau statistik, melainkan melalui wawasan dan cerita pribadi.
Contoh:
Perasaan ketidakadilan atau marginalisasi yang dialami oleh kelompok tertentu dalam masyarakat lebih bersifat kualitatif, meskipun ada data yang mendukung ketimpangan ekonomi mereka. - Konteks Sosial yang Beragam
Gejala sosial sering kali dipengaruhi oleh konteks sosial yang sangat beragam, termasuk budaya, sejarah, dan norma yang berlaku. Pendekatan kualitatif memungkinkan pemahaman yang lebih dalam terhadap faktor-faktor ini.
Contoh:
Pemahaman tentang peran perempuan dalam masyarakat bisa sangat berbeda antara budaya yang satu dengan yang lain, dan pemahaman ini lebih mudah digali melalui wawancara atau observasi daripada angka. - Fokus pada Proses, Bukan Hanya Hasil
Dalam gejala sosial, sering kali penting untuk memahami proses terjadinya perubahan sosial, interaksi antar individu atau kelompok, dan dampak jangka panjang yang tidak selalu dapat diukur dengan data numerik.
Contoh:
Perubahan pola komunikasi dalam masyarakat akibat teknologi informasi lebih baik dipahami melalui analisis kualitatif terhadap perilaku pengguna media sosial daripada hanya melihat angka pengguna internet. - Menyoroti Kompleksitas dan Nuansa
Gejala sosial sering kali memiliki banyak lapisan dan nuansa yang sulit dijelaskan dengan angka atau statistik. Pendekatan kualitatif dapat menangkap kompleksitas ini dengan lebih baik.
Contoh:
Masalah kemiskinan tidak hanya bisa dilihat dari sisi ekonomi, tetapi juga dari segi sosial dan psikologis, seperti rasa malu, stigma, atau kehilangan martabat, yang memerlukan pendekatan kualitatif. - Meneliti Dinamika Sosial dalam Interaksi Manusia
Gejala sosial sering kali melibatkan interaksi antar individu dan kelompok, yang tidak selalu dapat diukur dengan data kuantitatif. Analisis kualitatif memungkinkan untuk mengamati dinamika sosial yang lebih mendalam, seperti konflik, kerja sama, atau perubahan nilai dalam masyarakat.
Contoh:
Studi tentang peran media sosial dalam membentuk opini publik sering kali lebih efektif dengan pendekatan kualitatif, seperti analisis konten atau wawancara mendalam, daripada hanya mengandalkan statistik jumlah pengguna. - Memahami Makna di Balik Tindakan Sosial
Gejala sosial sering kali melibatkan tindakan sosial yang memiliki makna tertentu bagi individu atau kelompok yang terlibat. Pemahaman tentang makna ini lebih mudah didapatkan melalui pendekatan kualitatif, seperti observasi atau wawancara mendalam.
Contoh:
Protes atau demonstrasi sosial dapat memiliki berbagai makna yang berbeda bagi peserta dan pengamatnya, yang hanya bisa dipahami dengan mendalam melalui wawancara atau diskusi.
- Ketergantungan pada Faktor Manusia
Gejala sosial sangat bergantung pada perilaku manusia, yang sering kali tidak dapat diprediksi secara pasti. Keputusan individu atau kelompok, baik yang rasional maupun emosional, memengaruhi arah perkembangan gejala sosial tersebut.
Contoh:
Ketidakpastian dalam pengambilan keputusan politik atau ekonomi dapat memengaruhi ketimpangan sosial, yang hasilnya sulit diprediksi. - Pengaruh Banyak Variabel
Gejala sosial melibatkan banyak variabel yang saling berinteraksi, seperti ekonomi, politik, budaya, dan psikologi. Interaksi kompleks ini membuat hasil atau dampak dari suatu gejala sosial sulit untuk diprediksi dengan akurat.
Contoh:
Perubahan sosial, seperti urbanisasi atau revolusi industri, dipengaruhi oleh banyak faktor yang sulit diperkirakan, termasuk kebijakan pemerintah, perkembangan teknologi, dan respons masyarakat. - Dinamika Sosial yang Cepat Berubah
Masyarakat dan nilai-nilai sosial terus berkembang, dan perubahan ini dapat terjadi secara tiba-tiba atau tidak terduga. Perubahan budaya, teknologi, atau pergeseran politik dapat mengubah arah gejala sosial dalam waktu singkat.
Contoh:
Fenomena globalisasi atau pergeseran dalam teknologi komunikasi (seperti munculnya media sosial) dapat dengan cepat mengubah pola interaksi sosial, yang dampaknya sulit diprediksi. - Faktor Kejutan (Shocks)
Terkadang, gejala sosial dipicu oleh kejadian tak terduga atau krisis yang dapat mengubah keadaan secara drastis. Kejadian-kejadian ini bisa datang dalam bentuk bencana alam, krisis ekonomi, atau perubahan besar dalam kebijakan politik yang sulit diprediksi sebelumnya.
Contoh:
Pandemi COVID-19 adalah contoh bagaimana suatu kejadian tak terduga dapat mengubah pola sosial, ekonomi, dan budaya secara besar-besaran. - Ketidakpastian dalam Reaksi Masyarakat
Masyarakat memiliki beragam cara untuk merespons peristiwa atau perubahan yang terjadi. Respons ini bisa sangat berbeda-beda, tergantung pada faktor sosial, budaya, dan psikologis. Hal ini membuat hasil dari suatu perubahan sosial sulit diprediksi.
Contoh:
Ketika pemerintah mengeluarkan kebijakan ekonomi baru, reaksi masyarakat bisa bervariasi, mulai dari dukungan hingga protes besar-besaran, yang hasilnya sulit diperkirakan. - Pengaruh Global dan Lokal
Gejala sosial sering kali dipengaruhi oleh interaksi antara faktor lokal dan global. Pengaruh globalisasi, perubahan politik internasional, atau krisis ekonomi global dapat memengaruhi kondisi sosial di tingkat lokal dengan cara yang sulit diprediksi.
Contoh:
Krisis ekonomi global dapat memengaruhi tingkat pengangguran dan ketidaksetaraan sosial di negara tertentu, tetapi dampaknya dapat berbeda-beda tergantung pada kebijakan lokal yang diterapkan. - Interaksi Antara Gejala Sosial
Gejala sosial sering kali saling memengaruhi satu sama lain, sehingga satu peristiwa dapat memicu serangkaian perubahan yang sulit diprediksi. Misalnya, ketidaksetaraan ekonomi dapat memicu ketegangan sosial, yang kemudian dapat memengaruhi stabilitas politik.
Contoh:
Ketegangan sosial yang timbul akibat ketidaksetaraan ekonomi dapat memicu protes atau bahkan revolusi, yang dampaknya tidak dapat diprediksi sebelumnya
- Bacalah materi tentang gejala sosial, termasuk definisi, ciri-ciri, dan contoh-contohnya.
- Diskusikan dalam kelompok mengenai karakteristik gejala sosial yang ada di sekitar kita, baik di lingkungan sekolah, masyarakat, maupun dalam kehidupan sehari-hari.
- Tentukan 3 contoh gejala sosial yang paling relevan menurut kalian dan jelaskan ciri-ciri atau karakteristik yang dapat diidentifikasi pada gejala sosial tersebut.
- Presentasikan hasil diskusi kelompok kalian dalam bentuk laporan tertulis atau presentasi lisan.
- Gunakan referensi tambahan, jika perlu, untuk mendalami topik ini lebih lanjut.
- Apa yang dimaksud dengan gejala sosial?
- Apa saja karakteristik utama yang dapat ditemukan dalam gejala sosial?
- Bagaimana cara kita mengenali gejala sosial dalam masyarakat?
- Berikan contoh gejala sosial yang terjadi di sekitar kalian dan jelaskan mengapa hal itu bisa disebut sebagai gejala sosial.
- Apa dampak dari gejala sosial tersebut terhadap masyarakat?
- Kemampuan dalam mengidentifikasi dan menjelaskan gejala sosial.
- Kesesuaian contoh dengan karakteristik gejala sosial.
- Keterlibatan dalam diskusi dan kemampuan berpikir kritis.